www.smktelkom-jkt.sch.id

Sabtu, 12 November 2016

Pointing Antenna VSAT dengan bantuan Grafis



Melakukan pointing antenna VSAT adalah mengarahkan posisi antena pada posisi Satelit yang dikehendaki, agar daya pancar dan daya terima optimal. Ada tiga pengaturan posisi antenna VSAT, yaitu sudut Azimuth, sudut Elevasi dan polarisasi Feed Horn.

Gambar-1

Gambar-2

Pada tulisan ini hanya dibahas penentuan sudut Azimuth dan Elevasi, karena kedua posisi ini adalah yang paling utama. Perhitungan Pointing secara teoritis menggunakan cara perhitungan trigoneometri yang cukup rumit. Untuk praktisnya yaitu menggunakan grafis seperti pada gambar-3.



Gambar-3


Yang dimaksud dengan sudut Azimuth adalah sudut yang dibentuk antara 00 (utara) dengan garis arah satelit Horizontal, yang dimulai dari Utara – Timur – Selatan – Barat – Utara. Sedangkan sudut Elevasi adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan bumi dengan arah  Satelit  Vertical, dimanan sudut 00 dimulai dari permukaan bumi. 
Pada gambar grafis diatas sumbu vertikal (Earth Terminal Latitude) adalah posisi garis Lintang posisi Terminal VSAT yang dibumi atau juga disebut dengan Latitude`
Sedangkan Garis sumbu horizontal=L adalah garis selisih garis bujur Satelit  dengan garis bujur Terminal VSAT, dan harganya diambil mutlak atau selalu + (absolute). 
Pada gambar grafis terdapat dua garis lengkung yaitu a= kofisien Azimuth dan E = sudut elevasi.
Perlu diketahui bahwa posisi satelit komunikasi selalu pada garis lintang 0 atau latitude =0, maka tidak perlu ditulis 
Kedua garis lengkung tersebut  mempunyai nilai dai 00 sampai dengan 900, artinya jika lebih maka pointing tidak dapat dilakukan karena pancaran dan penerimaan gelombang radio tidak akan optimal.
Latihan :
Misalkan 
Hitung Sudut Azimuth dan Elevasi suatu antenna VSAT yang posisi koordinat berada pada 155 Bujur Timur (east) dan pada 6 Lintang Selatan atau -6 South.. Sedangkan posisi satelit pada Garis 110 Bujur Timur atau 155 East.
Gunakan tabel pada gambar-2

Langkah pertama :
Buat sketsa kasar seperti gambar no-4

Gambar-4

Langkah-2
Buat garis potong antara sumbu Vertical dengan Horizontal pada gambar grafis

Gambar-5

Langkah ke-3
Dari titik potong kedua garis buat garis lengung yang sejajar dengan garis a dan garis E. dan tentukan nilai a dan E


Gambar-6

Dari gambar 6, tersebut diatas maka nila kofisien azimuth a= 43 derajad dan E atau sudut Elevasi = 82 derajad.

Langkah - 4 
Menenntukan sudut Azimuth, dari gambar 4 sketsa Satelit posisinya di selatan dan Satelit posisinya berada sebelah barat dari VSAT

Gambar-7

Dari gambar-7 maka sudut Azimmuth menggunakan rumus 360 derajad - 43 derajad = 317 derajad

Langkah - 5
Gambarkan rencana pekerjaan pointing antenna sesuai dengan sudut Azimuth dan Elevasi seperti pada gambar -8


Gambar-8


Untuk gambar langkah langkah diatas silahkan download


Minggu, 09 Oktober 2016

Mengukur Loss dengan menggunakan OLS dan OPM

Mengukur Loss suatu peralatan pasive pada sistem komunkasi serat optik, sangat diperlukan. Karena untuk mengetahui karateristik dari alat tersebut, kegunaan mengukur loss pada peralatan pasive pada sistem komunikasi serat optik adalah, untuk ;

  1. Mengetahui apakah peralatan tersebut sesuai standard teknis untuk operasional.
  2. Mengetahui apakah peralatan tersebut mengalami gangguan teknis.
Alat yang digunakan adalah ;
Optical Light Source, yaitu suatu suatu alat yang berfungsi sebagai pemancar sinyal optik.Alat ini adalah memancarkan sinar LASER, dengan Class yang sudah ditetapkan oleh pabrik
pembuatnya, pada umum ya menggunakan Laser Class-1 = -4 dBm dan Class-2 = 0 dBm. Pada OLS terdapat simbol radiasi LASER, yang menandakan bahwa dilarang menatap langsung sumber sinar LASER (adapter out/in) karena dapat mengakibatkan kerusakan retina mata.
 Pada OLS terdapat beberapa setting yaitu ; Lambda/ atau panjang gelombang :
  1. 850 nm digunakan untuk mengukur multimode
  2. 1310 nm digunakan untuk mengukur singlemode dengan jarak yang relatif pendek (10 km). 
  3. 1550 nm digunakan untuk mengukur single mode dengan jarak jauh backbone (diatas 10 km)
 Setting Mode :
untuk mengukur fiber optic jenis singlemode gunakan CW = Continous Wave, sedangkan jenis Multimode guakan 270 Hz

2. Optical Power Meter (OPM).
Alat ini adalah berfungsi sebagai penerima sinyal optik, Kegunaan dari OPM adalah untuk ;
  1. Menerima Sinyal Optik.
  2. Merubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik dan diukur dalam skala dBm.
  3. Menampilkan hasil pengukuran pada display


 Proses Mengukur Loss.
Dalam hal ini contoh mengukur loss suatu patchcord.

1. Siapkan patchcord yang akan diukur
2. Siapkan OLS yang sudah diketahui class Laser pemancar,misal class-1

3. Pasang Patchcord yang akan diukur pada OLS dan OPM.
4. Pastikan semua konektor terpasang pada adapter dengan tepat, jangan sampai longgar.
5. Hidupkan power (ON) OPM dan OLS

6. Lakukan setting pada OLS yaitu 1) Panjang Gelombang misal 1.310 nm 2) Mode = CW dan lakukan setting pada OPM yaitu 1Panjang Gelombang = 1.310 nm.
6. Amati display pada OPM, misal = -6,99 dBm (nilai tersebut adalah PRx)


7. Lakukan perhitungan dengan menggunakan rumus PRx = PTx - Loss
    atau Loss = PTx - PRx
            Loss = (class-1) - (-6,99 dBm)
            Loss = -4 dBm + 6,99 dBm
            Loss = 2,99 dB dibulatkan menjadi 3 dB

8. Maka artinya loss patchcord yang diukur adalah = 3 dB.

Minggu, 02 Oktober 2016

Mengenal Kelas Laser pada transmitter sistem Komunikasi Serat Optik

Transmitter atau Pemancar pada sistem komunikasi serat Optik yang menggunakan cahaya Laser, dalam data teknik terkadang tidak dicantumkan power atau daya sinyal yang dipancarkan, namun hanya diberi tanda Laser Class-1. Tulisan ini memberikan data tentang class Laser yang digunakan sebagai pemancar pada sistem komunikasi serat Optik.
Berdasarkan standard dari ANSI (American National Standard Institute) seri Z-136 dikalasifikasikan menjadi 4 class, yaitu sebagai berikut;
Class - 1    = - 4 dBm atau 0,4 mW
Class -2    = 0 dBm atau 1 mW
Class 3R  = 7 dBm atau 5 mW
Class 3 B = 27 dBm atau 500 mW= 1/2 W
Class 4 = diatas 27 dBm, namun pada umumnya 30 dBm atau 1 Watt

contoh : label pada Optical Light Source (OLS) seperti pada gambar dibawah ini
maka artinya OLS tersebut mempunyai daya pancar PTx = 0 dBm atau 1 milliWatt
Perhatikan tanda bahaya ; pada laser kelas-2 sudah tidak diperkenankan untuk menatap langsung sumber cahaya karena dapat merusak mata, cahaya LASER yang dipancarkan tidak nampak oleh mata.

Sedangkan untuk LASER kelas yang berdaya pancar setidaknya 1 Watt sangat membahayakan untuk tubuh, misal mengenai kulit akan menimbulkan radiasi yang mempengaruhi kesehatan




Daftar istilah pada Sistem Komunikasi Serat Optik



Acceptance  test
Uji terima untuk menguji apakah sistem sudah sesuai dengan spesifikasi fungsional
Aramid yarns
Bahan sintetik yang berfungsi sebagai pelindung pada fiber optik
Attenuasi
Pelemahan daya optik yang disebabkan oleh rugi-rugi pada fiber optik biasanya memakai satuan dB (desibel)
Backbone
Saluran atau koneksi berkecepatan tinggi yang menjadi lintasan utama dalam sebuah jaringan, didesain untuk kapasitas data yang besar dan dan komunikasi jarak jauh
Bare fiber adapter
Konektor sementara untuk menghubungkan fiber optik yang belum dipasang konektor kea lat ukur (misalnya OTDR)
Buffer coating
Komponen yang digunakan untuk membungkus satu atau lebih serat optik untuk menyediakan fungsi-fungsi seperti isolasi mekanik, perlindungan dari kerusakan fisik dan identifikasi serat
Cladding
Bagian dari struktur fiber optik yang nilai indeks biasnya lebih kecil dari indeks bias core
Core



Core Network
1.Bagian dari struktur fiber optik tempat perambatan cahaya (inti)
2.Bagian dari kabel fiber optik yang menunjukkan jumlah fiber optik yang  ada di dalamnya
Jaringan serat optik untuk penghubung pusat layanan utama telekomunikasi (node), biasanya digunakan antar kota atau antar metro

Crimp sleeve
Bagian dari konektor fiber optik yang berbentuk tabung yang berfungsi untuk menjepit fiber optik
Crimp tool
Alat untuk menjepit crimp sleeve pada fiber optik
Data sheet
Dokumen yang berisi data dan spesifikasi alat atau bahan tertentu

dB
Desibel, satuan pengukuran daya optik yang menunjukan daya relatif pada skala logaritmik
dBm
Desibel mili watt, satuan daya optik relatif terhadap daya sebesar 1 mili watt pada skala logaritmik. Daya sebesar 0 dbm didefinisikan sebagai 1mW (mili watt)
Endclosure/Joint closure/ Universal Closure(UC)

Pelindung sambungan fiber optik
e-book
Buku elektronik
Fiber Inspection Microscope
Alat sejenis mikroskop yang digunakan untuk melihat permukaan fiber pada konektor fiber optik
Fiber optik
Media transmisi cahaya yang terbuat dari gelas yang digunakan sebagai sebagai saluran komunikasi. Fiber optik sering juga disebut sebagai serat optik
Fiber stripper
Alat yang berfungsi untuk mengupas fiber optik
Fusion splicer

FTTx


GPON
Mesin yang digunakan untuk menyambung fiber optik

Fiber to the x , Jaringan Serat Optik yang digunakan untuk melayani pada lokasi x ( Z=zona ; C = curb ; H = home)
Gigabits Passive Optical Network, adalah suatu sistem jaringan layanan pelanggan telekomunikasi menggunakan kabel serat optik dimana jaringan luar out door bersifat pasif auat tanpa mengguunakan catuan listrik
Instruction manual
Buku pedoman/petunjuk pengoperasian suatu peralatan
Jacket
Lapisan resin yang berbahan plastik sebagai pelindung kabel fiber optik
Joint box
Kotak yang berfungsi untuk menyimpan sambungan fiber optik
K3
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja
Komisioning
Serangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian fungsi suatu peralatan atau sistem untuk membuktikan bahwa peralatan atau sistem dipasang dengan benar dan karakteristiknya memenuhi spesifikasi dan secara keseluruhan memenuhi fungsi teknisnya sehingga aman dan siap dioperasikan
Konektor
Alat yang berfungsi sebagai penghubung antar kabel fiber optik atau dengan alat lainnya
Last mile
Komponen infrastruktur jaringan yang langsung berhubungan dengan pengguna
Log book
Buku catatan kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan
Log sheet
Lembar kerja pencatat unjuk kerja operasi suatu peralatan
Manhole
Tempat penarikan, penyambungan dan pemeliharaan kabel fiber optik yang berada di halaman gedung atau trotoar jalan di bawah pengawasan dan pengelolaan para pihak

Macro bending loss
Rugi yang terjadi akibat pembengkokan kabel fiber optik
Mechanical splice
Komponen untuk menyambung fiber optik
Metro
Jaringan yang mencakup wilayah metropolitan (kota besar)
Multi mode
Serat optik yang memiliki diameter core 50µm atau 62,5 µm
OTDR (Optical Time Domain Reflectometer)
Alat yang menggunakan prinsip pantulan atau hamburan balik cahaya yang berfungsi antara lain untuk menguji instalasi fiber optik atau untuk mengukur rugi-rugi
OTDR trace
Gambar yang berisi informasi mengenai hasil pengukuran OTDR
Power meter
Alat yang digunakan untuk mengukur daya sumber cahaya
Polishing film
Bahan yang digunakan untuk memoles permukaan fiber optik supaya memenuhi syarat kerataan
Protection sleeve
Plastik khusus untuk melindungi sambungan fiber optik
Pulling
Pekerjaan penarikan kabel fiber optik
Report sheet
Lembar laporan hasil pekerjaan
Route

Return Loss
Jalur yang dilalui kabel fiber optik

Besarnya redaman yang menahan sinyal optik yang membalik atau kembali ke Tx. 
Single mode
Serat optik yang memiliki diameter core lebih kecil dari 10µm
Spare loop
Gulungan kabel yang disediakan untuk antisipasi keperluan penambahan panjang
Splicing loss
Nilai rugi sambungan
SOP (Standard Operating Procedure)
Pedoman yang berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada dalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang dalam organisasi berjalan secara efisien dan efektif, konsisten, standar dan sistematis
Tool box
Kotak tempat penyimpanan peralatan untuk mendukung pekerjaan
Total loss
Nilai rugi total
Tray
Tempat untuk menyimpan dan melindungi sambungan fiber optik
Troubleshooting
Pencarian sumber masalah secara sistematis sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan
Two Point Loss
Pengukuran rugi daya di antara dua titik/ lokasi
Wireless
Teknologi komunikasi tanpa kabel
Zero Offsett Adjustment
Pengaturan nilai nol sebelum melakukan pengukuran daya optis menggunakan power meter

Istilah pada Jaringan FTTH

Aerial Distribusi                 : Kabel udara fiber optik yang diterminasi di ODC dan ODP
Aerial Drop                         : Kabel udara fiber optik yang diterminasi di ODP dan OTP
Cable Shaft                         : Adalah suatu jalur kabel vertikal utama dalam suatu gedung
Ceiling Support                  : Adalah suatu konstruksi pendukung runway yang dipasang menempel di langit-langit.
Chamber                             : Adalah suatu ruangan yang dibangun dibawah ruangan FTM (Fiber      Termination Management), yang merupakan tempat untuk mengatur  jalannya kabel FO dari luar menuju ke ODF (Optical Distribution Frame).
Conduit/Duct                     : Adalah suatu raiseway yang memiliki bentuk penampang melingkar.
Kabel Distribusi                 :Kabel fiber optik yang diterminasi di ODC dan ODP
Kabel Drop                         : Kabel fiber optik yang diterminasi di ODP dan OTP
i-ODN                                 : Distribusi Jaringan kabel fiber optik mulai dari OLT sampai ONT yang                                               terintegrasi.
Kabel Feeder                     : Kabel fiber optik yang diterminasi di ODF dan ODC
Kabel Indoor                     : Kabel fiber optik yang diterminasi di OTP dan Roset optik.
Ladder                                : Adalah konstruksi untuk menambatkan kabel yang berbentuk seperti                                                    tangga.
Kabel Duct                          : Kabel tanah yang dalam pemasangannya harus diletakkan dalam pipa- pipa dibawah permukaan tanah (STEL-K008 dan STEL-K009) atau STEL yang berlaku.
Kabel Tanam Langsung     : Kabel tanah yang dalam pemasangannya ditanam secara langsung dibawah permukaan tanah (STEL-K-007) atau yang berlaku.
Kabel Tieline                      : Kabel-kabel yang dipasang untuk menghubungkan antara dua perangkat jaringan yang berbeda tetapi dalam satu level.
ODC (Optical Distribution Cabinet) : Tempat terminasi antara kabel feeder dan kabel kabel distribusi

Rabu, 21 September 2016

MENGUKUR DAYA SINYAL OPTIK DENGAN MENGGUNAKAN OPTICAL POWER METER OMP



Tujuan Pengukuran
Mengukur daya sinyal cahaya atau sinyal optik pada peralatan Sistem Komunikasi Serat Optik, adalah sangat penting, karena utuk mengetahui ;
  1. Apakah output Tx dari perlatan OLT (Optical Line Terminal) atau ONT/U (Optical Network Terminal/Unit) mengeluarkan sinyal cahaya / Optik, karena sinyal cahaya yang keluar dari Tx tidak nampak mata.
  2. Apakah sinyal output Tx nilainya masih memenuhi standard untuk dapat diterima oleh Penerima (Rx) agar dapat beroperasi secara normal.

Alat yang digunakan untuk mengukur.

1. Patchord, atau kabel optik penghubung temporer yang kedua konektornya disesuaikan dengan adapter dari OLT dan OPM yang digunakan, Lihat label data teknis dari pabrik misal Loss = 1 dB
Patchcord
2. Optical Power Meter
OPM

3. OLT atau ONT/ONU yang akan diukur daya sinyal outputnya (Tx)
OLT Converter E/O

Cara Pengukuran :

1. Pasang kedua Connector pada adapter Tx di OLT dan adapter di Interface OPM,
perhatikan celah adapter untuk memasukkan lidah dari connector
Adapter pada OPM

  Pastikan bahwa connector sudat tepat dan kencang terpasang pada adapter, jika masih nampak ulir lubang pada adapter, menandakan bahwa pemasangan connector tidak tepat.

Connector yang terpasang pada adapter OPM




OPM dengan OLT yang dihubungkan dengan patchcord 

2.  Lihat spesifikasi panjang gelombang atau wavelenght yang dipancarkan oleh OLT biasanya di
     cetak pada sisi cover belakang peralatan, digambar bawah tertulis 1.310 nm
   Untuk keamanan jangan menatap langsung sumber cahaya Tx dari OLT dalam keadaan operasi, 
   untuk mencegah kerusakan mata.

3. Hidupkan OPM dengan menekan tombol power, dan lihat display

OPM yang sudah dioperasikan.
   Perhatikan angka diatas, adalah nilai yang menunujukan panjang gelombang atau lambda, contoh di atas adalah 1490 nm.
4. Sesuaikan panjang gelombang yang di OPM dengan yang tercetak pada OLT dengan menekan 
    tombol berlambang lambda , sampai nilai sama (contoh 1310 nm)


5. Maka dari display OPM dapat diketahui bahwa daya yang diterima oleh OPM adalah -8,18 dBm
    atau dibulatkan menjadi - 8 dBm (angka dibelakang koma untuk dBm nilainya sangat kecil).

6. Jika loss dari patchcord diketahui adalah 1 dB, maka gunakan Rumus PRx = PTx - Loss,
    dimana PRx adalah angka yang ada di display OPM , Loss adalah loss patchcord dan PTx, 
    adalah output dari Tx OLT.
   Perhitungannya sebagai berikut
       PRx = PTx - Loss
       - 8 dBm = PTx - 1 dB
       PTx = - 7 dBm
       untuk melakukan konversi dalam milliWaat ada 2 cara ;
     a. Menggunakan kalkulator 
         PTx = antilog(10) -7 = 0,2 milliWatt

     b. Dengan menggunakan bilangan istimewa (tanpa kalkulator)
        - 7 dBm = -10 dB + 3 dBm = 1/10 x 2 milliWatt = 0,2 milliWatt

Selamat praktek Mengukur Daya Sinyal Optik.