www.smktelkom-jkt.sch.id

Rabu, 20 Januari 2016

Instalasi Kabel Fiber Optik


Ada 6 jenis kabel Fiber Optik, yaitu ;
1. Kabel Udara atau juga disebut dengan Aerial Cables
2. Kabel Tanah Tanam lansung atau juga disebut dengan Direct Buried Cables
3. Kabel Tanah dengan Duct atau juga disebut dengan Duct Cables.
4. Kabel Laut / Sungai atau juga disebut dengan Submarine Cables
5. Dropp Optic kabel penaggal yang ditambatkan untuk catuan user.
6. Indoor Optic, yaiu kabel yang konstruksinya untuk didalam gedung
   ( patchcord)

Kabel Fiber Optik harus memenuhi standard internasional dan standard Nasional
yaitu yang disebut dengan ITU-T Recomendation and STEL-K.

Arti kode notifikasi standard pada kabel Fiber Optik
48 / 4 T         = menunjukkan jumlah Fiber Optik dan jumlah tube.
SM                = jenis Fiber Single Mode
MM               = Multi Mode
A                    = Aerial , kabel udara
D                    = kabel duct
DB                 = Direct Burried atau kabel tanam langsung
LT                 = Lose Tube atau tube yang berongga
ST                 =  Straight Tube atau tube tanpa rongga.
SCPT           = Single Core Per Tube digunakan untuk kabel distribution
NZDS          =  Non Zero Dispersion Shifted Fiber, atau Fiber tipe G.655
                         yaitu Fiber yang mempunyai dispersi sangat kecil.

Contoh
Jka pada kulit kabel Fiber Optik tertulis seperti gambar dibawah ini,

Maka dapat disimpulkan bahawa kabel Fiber Optik tersebut adalah kabel yang digelar
untuk kabel Duct dengan kapasitas 36 Fiber 3 Tube, jenis fiber optiknya adalah single
mode dan jenis tube adalah berongga.

Konstruksi Kabel Fiber Optik, terdiri dari
1. Bagian luar disebut juga outer PE Jacket
2. Rip Cord benang pengupas Outer maupun Inner PE Jacket
3. Aramid Yarn berfungsi untuk memperkuat kabel dan melindungi panas.
4. Gel , atau jelly lilin cair yang berfungsi penahan air atau binatang / serangga.
5. Strength Member yang berfungsi untuk penguat pada sambungan di closure.
6. Tube sebagai tempat atau selubung Fiber Optik yang berfungsi untuk,
     a. Mengelompokkan urutan Fiber Optik berdasakan warna.
     b. Melindungi Fiber Optik.
    Ada dua jenis tube yaitu,
     Loose Tube atau tube yang beronngga, sehingga fiber dapat fleksibel
     Tight Tube atau Tube yang menyatu dengan Fiber seoerti pada Patchcord.
7. Pita Binder yang berfungsi untuk penahan air.
8. Filler yang berfungsi unuk memperkuat kabel saat penarikan, dan untuk
    penahan puntiran.
9. Armouring atau lilitan baja pelindung dalam kabel Fiber Optik.

A.  Instalasi Kabel Udara atau aerial cables



Kabel udara adalah kabel yang ditambatkan pada tiang telepon, dimana penambatan
pada bearer kabel yang terbuat dari lilitan kawat baja atau juga disebut dengan 
messenger Wire.

Jika tidak tersedia berarer, maka kabel dijepit dengan clip yang ditautkan pada tiang.

Kabel udara ditempatkan pada tiang telepon dengan ketentuan sebagai berikut ;
a. Terbuat dari tiang besi dengan panjang 7 meter, 9 meter dan 12 meter.
    dipasang untuk didalam kota
b. Terbuat dari tiang beton dengan panjang 12 meter dipasang untuk luar kota.

Pemasangan tiang ;
a. Ditanam 1/5 bagian yang masuk kedalam tanah
b. Untuk tiang besi di pasang pondasi penguat tiang  dari adukan semen 
    setinggi 30 cm
c. Jarak antar tiang antara 40 - 50 meter
d. Penempatan tiang jangan menutup akses jalan atau didepan pintu gerbang
    rumah.




Sambungan Kabel Udara ditempatkan didekat tiang telepon, karena
  a.   Memudahkan pemasangan
  b.   memudahkan pemeliharaan.

Didekat sambungan biasanya diberi spare kabel (kabel cadangan ) yang diloop agar tidak terjadi
gangguan bending, hal ini jika terjadi gangguan masih terdapat sisa kabel yang dapat disambung.
Loop kabel ini panjangnya antara 4 - 6 meter. 



Cara pemasangan kabel udara pada tiang ada dua metode yaitu ';

a. Cara Gantung.
Yaitu kabel digantung pada tiang, dengan tidak memotong bearer, digunakan untuk ;
a. Rute lurus dengan jarak kurang dari 50 meter.
b. Peralatan yang dipasang pada tiang  adalah 
    1. Stainless steel band.
    2. Suspension Clamps
    3. Stainless Steel Band

2.  Cara Tambat

Cara tambat digunakan untuk ;
 a. Rute Belok atau melengkung dan ujung akhir kabel.
 b. Jarak antar tiang lebih dari 50 meter
 c. Memotong bearer untuk ditambatkan pada tiang dengan menggnakan span wartel

ditambat karena rute belok atau melengkung

ditambat karena anar tiang lebih dari 50 meter


Penggunaan Tiang 7 meter atau T-7 adalah untuk ;
Tiang yang digunakan untuk kabel Distribution atau kabel yang menuju ke pelanggan
atau sekitar perumahan.

Penggunaan Tiang 9 meter atau T-9 adalah untuk
Tiang yang digunakan untuk jarak 60 meter yang ditempatkan diluar kota, atau
penyeberangan jalan raya.

Penggunaan Tiang 12 meter atau T-12 untuk penyeberangan rel kereta api,
atau penyeberangan sungai yang kebarnya > 50 meter.


B. Instalasi Kabel Tanah.

Definisi : Kabel Tanah adalah kabel yang diletakkan atau digelar dibawah permukaan tanah.
dan harus memenuhi standard dari ITU-T serie G dan Standard Nasional seri STEL-K

a. Kabel Tanah Tanam Langsung atau Direct Burried Cables.
Yaitu kanel yang ditanam dibawah permukaan tanah tanpa pelindung pipa baik PVC atau
Galvanis, dan memenuhi standard STEL-QA-K-016 Single Mode Jelly Filled Loose
Tube For Direct Burried.

1. Pemasangan Penggelaran Kabel Tanah Tanam Langsung di bahu jalan dan di trotoar.

Lebar galian bagian atas adalah 40 cm sedangkan bagian bawah 30 cm.

kedalaman galian untuk trotoar atau bahu jalan adalah sebagi berikut
a. Tanah yang lembek sedalam 100 cm
b. Tanah yang keras atau berbatu sedalam 80 cm
Pada bagian bawah menggunakan lapisan pasir setebal 20 cm
sedangkan bagian atas diutup dengan batu koral setinggi 30 cm.

2.  Pemasangan melintas Jalan Raya
Kabel tanah Tanam Langsung yang melintas Jalan Raya agar dilindungi dengan
pipa Galvanis dengan diameter 4", dan menggunakan subduct HDPE
dan harus disediakan satu pipa Galvanis sebagai cadangan.


3. Pemasangan melintas parit.

Jika melewati parit agar diberi pengaman dengan melindungi kabel menggunakan
pipa Galvanis diameter 2,5", yang ditempatkan dengan dengan dua cara, yaitu;
a. Dibawah parit, jika kedalaman parit kurang dari 100 cm

  Pipa galvanis ditempatkan dibawah parit dengan jarak minimal 20 cm.

b. Dipermukaan parit, jika kedalaman parit lebih dari 100 cm.
   untuk parit terbuka pipa galvanis diusahakan ditempatkan diatas permukaan air
   agar tidak menghalangi aliran, dan diberi kawat berduri untk mencegah pencurian
   dan perusakan
   Untuk parit tertutup ditempatkan dibawah penutup dan dipasang rapi agar penutup
   teteap sejajar dengan permukaan semula.

4. Pemasangan melitas Sungai
Ada tiga cara kabel tanah yang melintasi sungai, yaitu ;

a. Dengan melalui tiang untuk melintas sungai.


b. Dengan menumpang pada jemabtan yang sudah ada.



c. Dengan membuat konstruksi jembatan kabel


  Untuk mengamnkan kabel, maka pada jembatan diberi penghalang dan sekitar
  pipa dipasang dengan kawat duri.


d. Pemasangan melintas Rel atau Jalan Toll
Pada umumnya pihak PT KAI atau Operator Jalan Toll tidak mengijinkan untuk melakukan
pengeboran dibawah konstruksi jalan atau rel, oleh sebab itu harus melalui lintasan parit,
sungai atau duct yang sudah tersedia.

b. Kabel Tanah Duct.
Kabel Duct adalah kabel yang digelar dibawah tanah dengan menggunakan pelindung pipa
PVC diameter 4"-5" dan dilapisi dengan cor beton. Sambungan dan penarikan dilakukan
melalui MANHOLE.
Kabel duct pada umumnya tidak menggunakan lapisan armouring yang terbuat dari lilitan baja, atau selubung aluminium.

Karena sudah mendapat pengamanan dari pipa PVC dan lapisan cor beton.

1. Manhole

Manhole adalah salah satu sarana yang penting, digunakan untuk instalasi kabel duct,
yang dipasang dengan jarak setiap 250 meter.
Fungsi dari Manhole adalah ;
a. Tempat penarikan untuk penggelaran kabel duct
b.Tempat sambungan kabel duct
c. Tempat percabangan jalur pada kabel duct.
d. Tempat pemeliharaan kabel duct.
disebut dengan Manhole karena lubang tersebut dapat memuat orang yang bekerja.

Konstruksi Manhole dengan beton bertulang dengan campuran semen : kerikil : pasir = 1:1,5:2,5 kedap air yang mampu menahan tekanan beban > 50 ton.
Penampang Manhole seperti pada gambar dibawah ini 


Konstruksi duct antar Manhole secara umum adalah sebagai berikut ;
Type duct ada dua macam :
  1. Menggunakan pipa PVC diameter 4 inchi, ketebalan 2,2 mm, dengan selubung beton tak bertulang campuran 2:3:5
  2. Menggunakan pipa PVC diameter 4 inchi, ketebalan 5,5 mm, hanya diselubungi pasir urug dengan pemisah (spacer).


Ketentuan operasional Manhole adalah sebagai berikut ;
  1. Lubang Pipa duct di MH, yang belum terpakai, ditutup rubber stopper.
  2. Pipa duct yang telah terpakai celah-celahnya diisi dengan busa seal untuk mencegah air masuk sepanjang pipa duct.
  3. Dinding Manhole di cat anti lumut agar tembok tetap terjaga dengan baik.
  4. Jika terdapat air dalam Manhole di kuras/ dipompa keluar untuk menjaga supaya accesries Manhole tidak mudah rusak atau sambungan kemasukan air.


1). Manhole type S

Manhole type S digunakan untuk rute lurus disepanjang jalan

pada tabel cara membaca demensi ukuran sebagai berikut :

Type H1S5-S, artinya memiliki 2 lubang pipa dengan jumlah susun dari atas kebawah 5 pipa atau sama dengan 2×5 =10 lubang pipa duct, atau 3x10 subduct untuk kabel Fiber Optik.

Type H2S7-S, artinya, memiliki 4 lubang pipa dengan jumlah susun pipa dari atas kebawah 7 pipa atau sama dengan 4×7=28 lubang pipa duct atau 3 x 28 subduct untuk kabel Fiber Optik

Type H3S7-S, artinya, memiliki 3 pasang lubang pipa dengan jumlah susun pipa dari atas kebawah 7 pipa atau sama dengan 6×7=42 lubang pipa duct atau 3 x 42 subduct untuk kabel Fiber Optik

Type H4S7-S, artinya memiliki 4 pasang lubang pipa dengan jumlah susun pipa dari atas kebawah 7 pipa atau sama dengan 8×7=56 lubang pipa duct atau 3 x 56 subduct untuk kabel Fiber Optik

Type H5S7-S, artinya memiliki 5 pasang lubang pipa dengan jumlah susun pipa dari atas kebawah 7 pipa atau sama dengan jumlah 10×7=70 lubang pipa duct atau 3 x 70 sub duct untuk kabelFiber Optik.

Contoh gambar Manhole tipe S pandangan melintang.
2) Manhole Tipe L
 Manhole type L digunakan untuk tikungan jalan, sehingga membentuk huruf L
tabel cara membaca demensi ukuran sebagai berikut :

Type H1S5-L, artinya memiliki 1 pasang pipa PVC dengan jumlah susun dari atas kebawah 5 pipa atau sama dengan 2×5 =10 lubang pipa duct, baik input maupun output.
Type H2S7-L, artinya, memiliki 2 pasang pipa PVC dengan jumlah susun pipa dari atas kebawah 7 pipa atau sama dengan 4×7=28 lubang pipa duct, baik input maupun output.
Type H3S7-L, artinya, memiliki 3 pasang pipa PVC dengan jumlah susun pipa dari atas kebawah 7 pipa atau sama dengan 6×7=42 lubang pipa duct, baik input maupun output.
Type H4S7-L, artinya memiliki 4 pasang pipa PVC dengan jumlah susun pipa dari atas kebawah 7 pipa atau sama dengan 8×7=56 lubang pipa duct, baik input maupun output.
Type H5S7-L, artinya memiliki 5 pasang pipa PVC dengan jumlah susun pipa dari atas kebawah 7 pipa atau sama dengan jumlah 10×7=70 lubang pipa duct, baik input maupun output.

3) Mahole type T
Manhole type-T, diperuntukan untuk rute jaringan yang membelok dua arah di disudut/ persimpangan jalan, pada tabel cara membaca demensi ukuran seperti pada type S maupun L
Konstruski Manhole T seperti pada gambar dibawah ini;

Cara penarikan kabel Duct'
Sebelum dilakukan penarikan optik melalui polongan pada system duct, polongan tersebut harus dipasang sub duct terlebih dahulu.
Dalam satu polongan duct dipasang sub duct. Sub duct ini perlu karena digunakan untuk memudahkan penarikan optik.
Sesuatu yang perlu diperhatikan dalam pemasangan sub duct yaitu :
Tegangan penarikan dan kelengkungan sub duct harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang berlaku.
Pemasangan maupun penarikan sub duct ada baiknya dilakukan oleh tenaga manusia. Bila menggunakan winch, tegangan tarik harus terus diawasi melalui pengukur tegangan yang umumnya terpasang pada winch truck.
Tegangan dan speed tarik sub duct harus lebih rendah dari spesifikasi teknis yang berlaku.
Hindari penarikan yang dapat menyebabkan sub duct cacat atau rusak, missal yaitu penarikan yang dilakukan secara paksa, karena dapat merusak serat bagian dalam.
Tegangan dan kecepatan tarik yang diizinkan pada waktu pemasangan adalah sbb:

Pemasangan Sub Duct
Sub Duct digunakan untuk membagi ruangan di dalam duct utama menjadi tiga bagian
agar penggunaanya lebih efektif.
Batasan dan ukuran Sub Duct :
  1. Diameter luar 32 mm dengan ketebalan 3,0 mm
  2. Bahan dari Polyethelene dan karbon hitam

Manfaat Sub Duct adalah :
  1. Lebih efisien (ekonomis)
  2. Melindungi kabel
  3. Memudahkan pemasangan maupun pencabutan kabel

Hal-hal yang perlu diketahui
  1. Harus memperhatikan spesifikasi
  2. Memperhatikan daftar alokasi haspel


Material bantu
  1. Sub duct
  2. Klem penjepit

Nama Peralatan Fungsi
1 Swivel fungsinya  Mencegah Pemuntiran
2 Sakel-D fungsinya Menghubungkan tali dan kabel
3 Tali untuk menarik Sub Duct
4 Pisau potong Memotong subduct
5 Handy talky untuk Komunikasi antar pekerja
6 Kunci manhole Membuka tutup manhole
7 Pompa air kotor Membuang air yang ada di manhole
8 Mandril Roding Pengecekan pipa duct
9 Sikat baja Pembersih pipa duct
10 Tension meter Mengetahui tegangan tarik
11 Winch/katrol Menarik subduct

Alat yang digunakan untuk penaikan kabel

1.Cable Cutter pemotong kabel
2. Swivel untuk mencegah kabel agar tidak terpilin sewaktu penarikan
3. D-Shakel untuk menyambung tali dengan cable grip
4. Generator set untuk Pembangkit listrik
5. Chain block untuk Memasang pullay
6. Handy talky Alat komunikasi
8.Kunci manhole untuk membuka tutup manhole
9. Pompa air untuk memompa air

Pemeriksaan Duct
Cara pemeriksaan duct/subduct antar lain dengan Duct Rodder (Super Yellow) dan Air Compressor (Parachute)
  1. Duct Rodder
  2. Rodding menggunakan Air Compressor / Parachute
Umum

  1. Dalam pelaksanaan instalasi harga kuat tarik dan kelengkungan serta kecepata tarik yang diberikan oleh pabrik harus dijadikan standart
  2. Harus dihindarkan tarikan dengan sentakan atau menghentikan tarikan secara tiba-tiba. 
  3. Harus dijaga agar tegangan tarik konstan selama penarikan
  4. Penarikan kabel dapat dilakukan dengan tenaga manusia (tangan) atau mesin winch. Bila dengan mesin maka tension meter harus selalu dimonitor
  5. Putaran haspel untuk mengeluarkan kabel harus pada arah yang benar sesuai dengan arah yang diberikan oleh pabrik.
  6. Dalam penempatan haspel kabel memerlukan ruang sedemikian rupa agar haspel dapat diputar
  7. Penurunan dan penaikan kabel pada haspel harus menggunakan papan peluncurdan dilakukan secara hati-hati sehingga tidak merusak kulit kabel yang dapat menyebabkan cacat pada serat optik
  8. Haspel kabel yang akan ditarik harus sesuai dengan rencana (drum plan) 
Langkah penarikan sub duct duct dari Manhole adalah sebagai berikut ;



Penarikan Kabel Duct melalui Manhole



Alat yang digunakan untuk penarikan kabel duct'


1. Lakukan roding pada sub dict antar manhole untuk memeriksa sub duct

2. Pasang ujung roding dengan swivel dan shackel dn ikatkan pada pulinh eye yang sudah terikat dengan kabel

3. Tarik kawat penarik secara pelan pelan , perhatikan ketegangan kabel agar tidak putus.

4. Hendaknya sebelum ditarik, kabel dilepas dari drum dan buat angka 8 agar tidak melintir

2. Peta dan Kabel Kabel Optik pada Jaringan FTTH.

Gambar penjelasan pengelaran kabel terbagi menjadi tiga gambar , yaitu ;
a. Peta Kabel yaitu menggambarkan jalan yang dilewati dan panjang, serta jalur
    yang dilewati kabel, juga menggambarkan Manhole dan Handhole yang dilewati.

b. Skema Kabel yatiu menjelaskan jenis kabel, jumlah core kabel dan panjang 
    kabel dari STO




c.  Skema Duct, yaitu menggambarkan Jakur duct yang dilewati, pamjamg kabel
     Jenis dan kapasitas Man Hole (MH) dan Hand Hole (HH)




    



Minggu, 10 Januari 2016

Wireless Metropolitan Area Network

Wireless Metropolitan Area Network
W-MAN (Wireless Metropolitan Arean Network  adalah salah satu jenis wireless broadband dengan menggnakan stadard IEEE 802.16. W-MAN merupakan teknologi nirkabel yang menyediakan hubungan jalur lebar dalam jarak jauh.
W-MAN merupakan evolusi dari teknologi Broadband Wireless Access atau BWA atau juga disebut dengan WiMAX. Disamping kecepatan data yang tinggi mampu diberikan, W-MAN juga menggunakan open standar. Dalam arti komunikasi perangkat W-MAN di antara beberapa vendor yang berbeda tetap dapat dilakukan (tidak proprietary). Dengan kecepatan data yang besar (sampai 70 MBps), W-MAN  diaplikasikan untuk 
            a. ‘last mile’ broadband connections, 
            b. backhaul,
            c. high speed enterprise.
Aplikasi W-MAN
Yang membedakan W-MAN dengan Wi-Fi adalah standar teknis yang bergabung di dalamnya. Jika WiFi menggabungkan standar IEEE 802.11 dengan ETSI (European Telecommunications Standards Intitute) HiperLAN sebagai standar teknis yang cocok untuk keperluan WLAN, sedangkan W-MAN merupakan penggabungan antara standar IEEE 802.16 dengan standar ETSI HiperMAN.
Informasi yang dilewatkan W-MAN

Standar keluaran IEEE banyak digunakan secara luas di daerah asalnya, Amerika, sedangkan standar keluaran ETSI meluas penggunaannya di daerah Eropa dan sekitarnya. Untuk membuat teknologi ini dapat digunakan secara global, maka diciptakanlah W-MAN. Kedua standar yang disatukan ini merupakan standar teknis yang memiliki spesifikasi yang sangat cocok untuk menyediakan koneksi berjenis broadband lewat media wireless atau dikenal dengan BWA.

Elemen Perangkat W-MAN

 
Arsitektur W-MAN

Konfigurasi Sistem W-MAN


Base Station (BS)


Merupakan perangkat transceiver (transmitter dan receiver) yang biasanya dipasang satu lokasi (colocated) dengan jaringan Internet Protocol (IP). Dari BS ini akan disambungkan ke beberapa CPE dengan media interface gelombang radio (RF) yang mengikuti standar W-MAN. Komponen BS terdiri dari:
·         NPU (networking processing unit card)
·         AU (access unit card)up to 6 +1
·         PIU (power interface unit) 1+1
·         AVU (air ventilation unit)
·         PSU (power supply unit) 3+1


Antena

Antenna yang digunakan pada -MAN
Antena yang dipakai di BS dapat berupa sektor 60°, 90°, atau 120° tergantung dari area yang akan dilayani.

Secara umum Subscriber Station (SS) atau (Customer Premises Equipment) CPE terdiri dari Outdoor Unit (ODU) dan Indoor Unit (IDU), perangkat radionya ada yang terpisah dan ada yang terintegrasi dengan antena.

Teknologi W-MAN dan Layanannya

BWA W-MAN adalah standards-based technology yang memungkinkan penyaluran akses broadband melalui penggunaan wireless sebagai komplemen wireline. W-MAN menyediakan akses last mile secara fixed, nomadic, portable dan mobile tanpa syarat LOS (NLOS) antara user dan base station. W-MAN juga merupakan sistem BWA yang memiliki kemampuan interoperabilty antar perangkat yang berbeda. W-MAN dirancang untuk dapat memberikan layanan Point to Multipoint (PMP) maupun Point to Point (PTP). Dengan kemampuan pengiriman data hingga 10 Mbps/user.
Pengembangan W-MAN berada dalam range kemampuan yang cukup lebar. Fixed W-MAN pada prinsipnya dikembangkan dari sistem WiFi, sehingga keterbatasan WiFi dapat dilengkapi melalui sistem ini, terutama dalam hal coverage/jarak, kualitas dan garansi layanan (QoS). 
QoS atau Quality of Service, adalah manajemen bandwidth untuk mengatur kualitas trafik layanan sesuai dengan kebutuhan user atau pelanggan. Ada beberapa tipe trafik sesuai dengan kebutuhan layanan, yaitu ;
a. Permanent Trafik atau Continous Bitrate, dimana bitrate dalam bandwith selalu tetap kecepatannya dan dijaga performansi atau kualitasnya, biasanya digunakan untuk Telepon, Video Telephony , Video Real Time kualitas tinggi.
b. Guaranted Variable Traffic, atau trafik yang berubah ubah sesuai dengan keperluannya, namun tetap dijamin bit rate yang disepakati minimum bitratenya ( CIR = Commited Information Rate). Contoh : layanan untuk enterprise (VPN), Video Streaming, Cetak Media Jarak Jauh.
c. Best Effort, atau Unguaranted Variable Traffic, yaitu trafik yang bitnya berubah ubah namun tidak dijamin bit minimumnya bit ratenya, sehingga jika terjadinya loss frame maka bukan tanggung jawab penyedia jaringan, contoh : http (web akses internet)., W-LAN

Sementara itu Mobile W-MAN dikembangkan untuk dapat mengimbangi teknologi selular seperti GSM, CDMA 2000 maupun 3G. Keunggulan Mobile W-MAN terdapat pada konfigurasi sistem yang jauh lebih sederhana serta kemampuan pengiriman data yang lebih tinggi, karena arsitekturnya tanpa memerlukan BSC, yaitu dari Core Network langsung ke Access Service Network. Oleh karena itu sistem W-MAN sangat mungkin dan mudah diselenggarakan oleh operator baru atau pun service provider skala kecil.

Tinjauan Teknologi

W-MAN adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan standar dan implementasi yang mampu beroperasi berdasarkan jaringan nirkabel IEEE 802.16, seperti WiFi yang beroperasi berdasarkan standar Wireless LAN IEEE802.11. Namun, dalam implementasinya W-MAN sangat berbeda dengan WiFi.
Pada WiFi, sebagaimana OSI Layer, adalah standar pada lapis kedua, dimana Media Access Control (MAC) menggunakan metode akses kompetisi, yaitu dimana beberapa terminal secara bersamaan memperebutkan akses. Sedangkan MAC pada W-MAN menggunakan metode akses yang berbasis algoritma penjadualan (scheduling algorithm). Dengan metode akses kompetisi, maka layanan seperti Voice over IP atau IPTV yang tergantung kepada Kualitas Layanan (Quality of Service) yang stabil menjadi kurang baik. Sedangkan pada W-MAN, dimana digunakan algoritma penjadualan, maka bila setelah sebuah terminal mendapat garansi untuk memperoleh sejumlah sumber daya (sepertitimeslot), maka jaringan nirkabel akan terus memberikan sumber daya ini selama terminal membutuhkannya.
pada W-MAN akses dari CPE ke BS sudah menggunakan FDD/TDD

Standar W-MAN pada awalnya dirancang untuk rentang frekuensi 10 s.d. 66 GHz. 802.16a, diperbaharui pada 2004 menjadi 802.16-2004 (dikenal juga dengan 802.16d) menambahkan rentang frekuensi 2 s.d. 11 GHz dalam spesifikasi. 802.16d dikenal juga dengan fixed W-MAN, diperbaharui lagi menjadi 802.16e pada tahun 2005 (yang dikenal dengan mobile W-MAN) dan menggunakan orthogonal frequency-division multiplexing (OFDM) 


Teknologi OFDM256 sub carrier pada W-MAN


yang lebih memiliki skalabilitas dibandingkan dengan standar 802.16d yang menggunakan OFDM 256 sub-carriers. Penggunaan OFDM yang baru ini memberikan keuntungan dalam hal cakupan, instalasi, konsumsi daya, penggunaan frekuensi dan efisiensi pita frekuensi. W-MAN yang menggunakan standar 802.16e memiliki kemampuan hand over atau hand off, sebagaimana layaknya pada komunikasi selular.
Banyaknya institusi yang tertarik atas standar 802.16d dan .16e karena standar ini menggunakan frekuensi yang lebih rendah sehingga lebih baik terhadap redaman dan dengan demikian memiliki daya penetrasi yang lebih baik di dalam gedung. Pada saat ini, sudah ada jaringan yang secara komersial menggunakan perangkat W-MAN bersertifikasi sesuai dengan standar 802.162.
Spesifikasi W-MAN membawa perbaikan atas keterbatasan-keterbatasan standar WiFi dengan memberikan lebar pita yang lebih besar dan enkripsi yang lebih bagus. Standar W-MAN memberikan koneksi tanpa memerlukan Line of Sight (LOS) dalam situasi tertentu. Propagasi Non LOS memerlukan standar .16d atau revisi 16.e, karena diperlukan frekuensi yang lebih rendah. Juga, perlu digunakan sinyal muli-jalur (multi-path signals), sebagaimana standar 802.16n.

Kesimpulan :

1.            Kelebihan dari W-MAN dibanding dengan W-LAN
a.   Cakupan lebih luas dan mobile karena menggunakan tekologi Handover dan Roaming
b.   Dapat digunakan untuk LOS dan non LOS
c.   Kecepatan pengiriman data lebih cepat karena tidak bersifat bandwidth sharing.
c.   Instalasi perangkat lebih praktis dan sedernana, hanya terdiri dai Base Station dan CPE.
d.   Aplikasi dapat digunakan unuk Last Miles, Backhaul dan Enterprise.
e.   Dapat digunakan untuk PtP (Point to Point) dan Point to Multi Point (PmP)
f.   Menggunakan layanan QoS (Quality of Service)

2.            Kekurangan dari W-MAN.
a.    Biaya penggunaan Frekwensi yang cukup mahal, karena menggunakan licensed freqwency
b.   Tidak semua CPE dapat bekerja pada standard IEEE 802.16, sehingga diperlukan konversi dari 802.16 menjadi IEEE 802.11